Tampilkan postingan dengan label DONGENG PETUALANGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DONGENG PETUALANGAN. Tampilkan semua postingan

Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

cerita anak cerdas
Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan- Dahulu kala di sebuah desa yang jauh dari ibu kota, hiduplah seorang anak yang rajin dan sangat haus akan pengetahuan, mogu namanya. Dia hidup bersama ibunya yang sudah tua di sebuah rumah sederhana, karena kehidupanya yang miskin dia tak bisa belajar ke kota sebagaimana teman-temanya.
Dia merawat ibunya dengan sabar, setiap hari pekerjaanya beternak, bertani, serta mencari kayu bakar di hutan. Untuk memuaskan rasa hausnya akan pengetahuan, dia belajar dari buku-buku yang di bawa oleh teman-temanya. Dia juga belajar dari tiap hal yang dia temui.
Rasa penasaranya yang tinggi membuatnya menjadi anak yang cerdas dan mudah memahami tiap pengetahuan yang dia dapat.

Pada suatu hari, mogu mencari kayu bakar di hutan. Tapi sial tak dapat di cegah, dia tersesat karena masuk ke hutan terlalu dalam. Dia berputar-putar mencari jalan pulang, tapi hingga gelap menjelang jalan keluar tak juga dia temukan.
Akhirnya karena kelelahan, mogu pun beristirahat di sebuah pohon besar dan tertidur di bawahnya. Ketika tengah tertidur, samar-samar mogu mendengar ada sebuah suara yang memanggilnya. Dia kira mungkin dia tengah bermimpi, tapi terdengar suara itu semakin jelas hingga membuat mogu terbangun.

"Siapakah gerangan yang memanggil ku..? Tolong tunjukan diri mu, jangan menakuti ku. Aku hanya sekedar menumpang istirahat di sini karena rasa lelah, aku tak berniat mengusik mu". Kata mogu gemetar karena takut.

"Tenanglah nak.. Aku tak bermaksud jahat.. Aku adalah pohon yang kau sandari, dan kau kini tengah berada di bawah ku". Jawab suara itu.

Mendengar hal itu, mogu pun segera menjauh dengan panik, ternyata pohon yang dia sandari memiliki sebuah bentuk wajah di batangnya.
"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu.. Aku adalah Tule, pohon pengetahuan. Siapakah nama mu nak? Kenapa kau bisa sampai ada di sini?". Tanya pohon yang mengaku bernama tule itu.

Lalu mogu pun menceritakan kisahnya, (cerita anak) bagaimana dia sampai di tempat itu dan tentang semua kehidupanya, termasuk keinginanya yang besar untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam waktu sekejab, mogu dan tule menjadi akrab.

"Hai mogu.. Mungkin kita sudah di takdirkan untuk bertemu. Kebersihan hati mu, kejujuran, dan rasa haus mu akan ilmu pengetahuan membuat mu dapat bertemu aku. Mogu.. Aku adalah pohon pengetahuan. Aku mengetahui akan banyak hal dan segala ilmu pengetahuan, hingga banyak sekali orang-orang yang mencari ku demi menimba ilmu dari ku. Tapi.. Hanya orang yang berhati bersih dan sangat haus akan pengetahuan yang dapat bertemu dengan ku.
Sekarang aku ingin bertanya pada mu, jika kau memiliki pengetahuan yang luas.. Akan kau gunakan untuk apa? ". Tanya tule.
"Bagi ku pengetahuan akan sangat berguna sekali. Aku dapat mengajari orang lain akan banyak hal yang bermanfa'at, membantu mereka untuk membuat kehidupan lebih mudah, dapat memilih antara yang baik dan buruk, serta banyak hal-hal bermanfa'at lainya. Karena menurut ku, ilmu pengetahuan di ciptakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik." Jawab mogu.

"Hmm.. Jawaban yang cukup bijak untuk anak seusia mu. Nah mogu.. Mungkin memang sudah di takdirkan kau menemukan ku. Mulai sekarang, maukah kau menjadi murid ku dan ku ajari akan tiap pengetahuan yang ku miliki?". Tanya Tule.
Mendengar itu, mogu langsung menyanggupi dan merasa sangat senang sekali.
Setelah pertemuan itu, tiap hari mogu datang ke hutan untuk menemui tule, dan belajar banyak pengetahuan yang berguna. Karena sifat rajin dan kebersihan hati mogu dalam belajar, mogu tak mengalami kesulitan dalam memahami tiap pelajaran yang dia dapat.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tak terasa bertahun-tahun telah di lalui mogu dan tule bersama, hingga tak terasa mogu kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan cerdas. Ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu karena usia tua, hingga dalam beberapa tahun ini mogu tinggal sendiri. Tapi keberadaan tule si pohon pengetahuan, membuat mogu tidak merasa kesepian dan memiliki seorang penghibur.
Bertahun-tahun mogu fokus belajar, dan kini dia telah memiliki pengetahuan yang cukup banyak di atas rata-rata.Hingga pada suatu hari, Tule si pohon pengetahuan berkata padanya..
"Mogu anak ku.. Pengetahuan yang kau miliki ku rasa sudah cukup sebagai bekal hidup mu. Kini.. Pergilah engkau mengembara. Berkunjunglah ke tempat-tempat baru dan amalkan serta ajarkan tiap pengetahuan yang kau miliki. Agar semua pengetahuan yang kau pelajari selama ini, berguna juga untuk orang lain. Jika suatu saat kau bingung akan suatu hal, kau boleh datang lagi pada ku untuk bertanya". Kata tule.
Ahirnya.. Mogu pun melakukan perintah tule yang sudah dia anggap seperti ayah sendiri.
Mogu pun mengembara.. Singgah dari desa ke desa mengajarkan tiap pengetahuan yang dia miliki. Dari mengajari menulis dan membaca, sampai mengajari tentang pembangunan dan pertanian. Ahirnya.. Tibalah mogu di ibu kota.
Pada waktu itu di ibu kota sedang di adakan ujian sebagai calon pejabat kerajaan. Melihat sebuah peluang yang baik itu, mogu pun mengikuti ujian tersebut.
Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dia miliki, mogu pun dapat lolos dengan mudah dan di angkat menjadi pejabat penting di kerajaan. Kecerdasan dan pengetahuanya membuat semua penghuni istana kagum, hingga mogu menjadi buah bibir di kalangan para pejabat istana.
Ahirnya.. Berita tersebut sampai juga di telinga sang raja, karena penasaran.. Sang raja pun mengirim utusan untuk memanggil mogu agar menghadap.

Ahirnya mogu pun datang menemui sang raja dengan di saksikan oleh para pejabat-pejabat yang berkumpul di sana. Mereka juga penasaran tentang mogu yang tengah menjadi buah bibir dan sangat terkenal dalam sekejap.
Tentunya.. Tak semua senang dengan kehadiran mogu. Ternyata ada salah seorang pejabat yang bernama Baralel yang iri akan ketenaran mogu. Dia berniat membuat mogu malu di depan raja, dia berencana memberi mogu pertanyaan yang tak mungkin dia jawab.

"Ampun baginda.. Izinkan hamba memberi beberapa pertanyaan pada anak ini. Apakah benar dia secerdas yang di kabarkan". Kata Baralel mulai melancarkan siasatnya. Dan sang raja pun mempersilahkan.

"Silahkan tuan tanyakan apa yang ingin tuan ketahui". Jawab mogu tenang dengan tersenyum.

"Menurut perkiraan mu, berapa kira-kira tinggi tubuh ku?". Tanya Baralel.

"Tinggi badan tuan sama dengan panjang jarak antara ujung jari tangan kiri hingga ujung jari tangan kanan ketika tuan bentangkan". Jawab mogu dengan tenang.

Merasa kurang percaya, sang raja pun menyuruh orang mengukurnya untuk membuktikan jawaban mogu. Dan betapa terkejutnya sang raja ketika jawaban mogu tersebut benar-benar tepat. Sang rajapun semakin kagum di buatnya, sedang Baralel menjadi semakin geram.

"Baiklah.. Kau memang pintar. Tapi apakah kau bisa menyalakan api tanpa pemantik api?". Kata Baralel belum menyerah.

"Hamba bisa tuan..". Kata mogu.

Kemudian dia mengumpulkan daun dan ranting pohon kering. Lalu dia keluarkan kaca cembung yang berada di sakunya dan mengarahkanya pada sinar mata hari. Lama kelamaan sinar mata hari yang terfokus dari pantulan kaca cembung tersebut membuat daun dan ranting kering yang dia kumpulkan terbakar.
Melihat hal tersebut, raja menjadi terkagum-kagum akan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang di miliki mogu. Melihat hal tersebut, Baralel kehabisan akal dan semakin kesal di buatnya.


"Baiklah mogu, aku sudah percaya akan kecerdasan dan pengetahuan mu. Ternyata kabar yang terdengar di istana ku ini benar adanya. Sekarang aku punya pertanyaan terahir untuk mu. Apakah kau mau menjawabnya?". Tanya sang raja.

"Jika hamba memang tahu jawabanya, pasti akan hamba jawab baginda". Jawab mogu.

"Apa kau mau berjanji..?". Tegas sang raja.

"Hamba berjanji baginda..". Jawab mogu mantab.

"Karena kau sudah berjanji, baiklah.. Akan ku sampaikan pertanyaan ku.. Aku banyak mendengar dari kisah-kisah para orang bijak dan cendikiawan, bahwa di dunia ini ada sebuah pohon yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan. Banyak sekali orang-orang yang mencari pohon tersebut untuk dapat belajar pengetahuan darinya. Karena banyaknya pengetahuan yang di miliki pohon itu, dia di namakan pohon pengetahuan. Nah.. Pertanyaanya.. Apakah kau tahu di mana letak pohon pengetahuan itu?". Tanya sang raja.

Mendengar pertanyaan raja yang di luar dugaan, mogu pun menjadi sangat terkejut. Dia ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tapi karena mogu telah berjanji, ahirnya mogu pun menjawab..

"Baginda raja, sebenarnya pertanyaan paduka sangat membuat saya terkejut. Itu sungguh di luar perkiraan saya. Tapi karena saya telah berjanji, maka saya akan menjawab pertanyaan tersebut. Hamba tahu di mana tempat pohon pengetahuan tersebut. Dia adalah guru hamba, dan semua hal yang hamba ketahui.. Hamba dapat dari dia". Jawab mogu.

Mendengar jawaban tersebut, semua orang yang ada di tempat itu sangat terkejut. Tak terkecuali sang raja sendiri.
"Kalau begitu, maukah kau membawa ku ke sana? Banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan, terutama pengetahuan tentang ilmu pemerintahan". Kata sang raja setengah memohon.

"Hamba bersedia membawa baginda raja ke tempat pohon pengetahuan tersebut, tapi ada syaratnya". Ujar mogu.

"Katakan apapun syaratnya, selama aku sanggup pasti akan ku penuhi". Kata raja.

"Syaratnya nanti akan saya sampaikan setelah semua orang di sini pergi. Syarat ini hanya boleh di ketahui oleh yang mulia saja". Mogu menjelaskan.


Mendengar kata-kata mogu tersebut, sang raja pun lalu memerintahkan semua orang di ruangan tersebut untuk pergi. Kini hanya tinggal sang raja dan mogu yang menyampaikan syarat yang di ajukan.
Ternyata syarat yang di minta mogu adalah sang raja harus pergi bersama mogu sendirian untuk menemui pohon pengetahuan itu. Dan sang raja harus menyamar dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Ahirnya.. Tengah malam ketika suasana sepi, raja dan mogu pergi keluar dari istana dengan pakaian rakyat jelata. Tapi ternyata mereka telah di mata-matai oleh baralel.
Baralel pun mengikuti mereka dengan membawa beberapa pasukan, ada rencana licik dalam benaknya.


Ahirnya.. Setelah menempuh perjalanan hampir dua hari, mogu dan raja tiba di hutan tempat tule berada.

"Salam paduka raja.. Apa hal yang membuat pemimpin seperti anda datang ke hutan yang kotor ini". Sapa tule.

"Oh pohon pengetahuan.. Aku ingin kau mengajari ku agar bisa menjadi seorang raja yang baik dan bijaksana". Jawab raja.

"Paduka tak lagi butuh belajar, karena paduka sudah menjadi seperti yang paduka inginkan. Para rakyat mencintai paduka, karena paduka adalah raja yang bijak dan adil. Selalu memperhatikan nasib rakyat, dan selalu berusaha memakmurkan kehidupan rakyat di kerajaan paduka". Jawab tule.

"Mogu anak ku, waktu ku tak lagi lama. Ku wariskan pada mu sebuah buku, pelajari dan gunakan tiap pengetahuan mu dengan bijak. Ambil buku itu di lubang di sela-sela akar ku". Kata tule.

Mogu tak terlalu mengerti dengan maksud dari ucapan tule. Tapi mogu menurut saja pada apa yang di perintahkan oleh gurunya itu.
Tapi setelah mogu mengambil buku dan menyimpanya.. Tiba-tiba baralel dan pasukanya muncul menerobos dari semak-semak.


"Wahai pohon pengetahuan, ajari aku juga agar aku bisa tahu akan segala hal. Agar aku dapat menguasai semua ilmu pengetahuan". Kata baralel meminta.

"Tidak..! Hati mu di penuhi dengan rasa iri dan dengki. Menyerahkan ilmu pengetahuan yang bernilai pada mu hanya akan menyebabkan banyak bencana". Kata tule.


Mendengar jawaban itu, baralel pun menjadi marah dan geram. Dia lalu memerintahkan pasukanya untuk menebang dan membakar pohon itu. Sang raja dan mogu berusaha menahan mereka, tapi kalah jumlah membuat raja dan mogu tak berdaya.

Ahirnya.. Tule sang pohon pengetahuan pun mati. Tapi baralel dan pasukanya juga tak lepas dari hukuman atas kejahatan mereka. Tiba-tiba saja langit menjadi gelap dengan suara guntur dan percikan kilat yang menyambar. Baralel dan pasukanya ahirnya binasa oleh sambaran petir misterius itu.


Setelah kejadian itu, raja mengangkat mogu menjadi penasehat pribadinya. Raja pun menjadi semakin di cintai rakyatnya karena kebijaksanaanya. Sedang mogu masih tetap belajar dari buku yang di tinggalkan Tule untuknya. Dan setelah raja wafat, mogu pun di tunjuk sebagai raja berikutnya sebagaimana wasiat sang raja.

Hikmah yang bisa di petik : Dalam menuntut ilmu, kita harus memiliki hati yang bersih serta kemauan yang kuat agar berhasil. Dengan niat yang tulus, rajin, dan giat.. Niscaya ilmu yang kita dapat akan sangat bermanfa'at..

The End
story by dongengterbaru.blogspot.com

Negeri Para Raksasa | Dongeng Anak Terbaru

dongeng raksasa
Negeri Para Raksasa - Pada zaman dahulu ketika umur bumi masih muda,terjadi peperangan dan kekacauan di mana-mana. Para kerajaan saling berperang untuk memperebutkan wilayah dan melebarkan kekuasaan.

Maka pada masa itu,dunia di dominasi dua kerajaan besar yang sama-sama kuat.Kerajaan Eutopia yang di pimpin oleh raja alexander yang bijak,dan kerajaan Theodore yang di pimpin oleh raja zuma yang kejam dan berlaku tiran. Kedua kerajaan besar itu bertarung bertahun-tahun,menyerang dan
bertahan,berusaha menjatuhkan satu sama lain untuk mempertahankan kekuasaan masing-masing.

Tak terasa sudah hampir 40 tahun lamanya dua kerajaan itu
berperang.Dan usia raja alexander dan raja zuma pun semakin tua.Dan ahirnya pada suatu hari di mulailah sebuah awal dari perubahan
zaman,yang akan mengahiri perang tapi juga menjadi awal sebuah bencana baru yang mengerikan.

Pada suatu hari ketika raja zuma sedang termenung di singgasananya,datanglah seorang penyihir tua menemuinya.Penyihir itu bercerita tentang adanya para prajurit yang sangat kuat,berani,kejam,dan tak terkalahkan.

Mereka di kurung dalam sebuah tempat di langit yang tersembunyi di balik gumpalan-gumpalan awan,sang pencipta menghukum mereka dengan menurunkan para prajurit bersayap untuk memenjarakan mereka dan menjauhkan mereka dari bumi tempat para manusia. Raja zuma sangat tertarik mendengar kisah sang penyihir,dia menemukan harapan untuk memenangkan peperangan yang sudah berlangsung sekian tahun.

"Lanjutkan cerita mu..".Kata raja zuma.

Lalu..Si penyihir pun kembali bercerita,bahwa ada sebuah cara untuk mendatangkan mereka. Dengan membuat sebuah jembatan yang menjulang dari bumi kelangit.

"Bagaimana caranya membuat jembatan penghubung yang menjulang ke langit?Itu hal yang mustahil..".Tanya raja zuma.

"Mungkin jika hanya mengandalkan manusia,memang tak mungkin
paduka.Tapi dengan sedikit sihir yang hamba miliki,keajaiban dapat
terjadi..".Jawab sang penyihir.

Ahirnya..Sang raja zuma pun berniat mendatangkan prajurit yang di
kutuk itu,dia berniat menggunakan mereka untuk menumbangkan kerajaan eutopia. Dan dia mengangkat si penyihir sebagai penasehatnya. Lalu..Pada hari yang di ramalkan dalam buku si penyihir,di mulailah
upacara pembebasan itu. Ketika mendung bergelanyut hitam di kolong langit,ketika guntur dan kilat menyambar menciutkan nyali,jangan kau tanya dari mana suara itu berasal.

Itu adalah suara para prajurit terkutuk yang sedang menempa pedang dan kapak-kapak mereka.Menunggu waktu di mana mereka akan di bebaskan. Lalu..Si penyihir melempar tiga biji kacang yang sudah di mantrai di sebuah tanah lapang.Lalu dia siram dengan sebuah ramuan aneh yang dia bawa di sebuah botol kecil. Dan keajaiban pun terjadi...

Tiga biji kacang itu tumbuh menjadi pohon kacang raksasa,yang
menjulang tinggi menembus hingga ke awan. Raja zuma dan para prajuritnya berkumpul juga di tanah lapang
itu,mereka menunggu apa yang akan turun dari atas sana. Tapi semua sungguh di luar dugaan,ternyata yang datang adalah para raksasa yang liar dan tak terkendali. Jumlah mereka sangat banyak,mencapai ratusan. Mereka memakan segala hal yang mereka temui,ternak bahkan manusia.

Tak butuh waktu lama kerajaan theodore yang besar dan megah menjadi porak poranda,hancur menyisakan puing-puing. Raja zuma mulai menyadari kesalahanya,sifat angkuh dan serakah telah mendorongnya untuk melakukan hal ceroboh. Tapi semua sudah terlanjur,apa yang telah di mulai tak bisa lagi dia ubah. Dan ahirnya raja zuma pun mati di tangan para raksasa yang dia
datangkan sendiri.

Setelah kerajaan theodore musnah,para raksasa pun mulai merambah ke negeri-negeri lain di sekitarnya. Mereka menjarah,memakan,dan menghancurkan apapun yang mereka temui. Berita inipun ahirnya sampai pada raja alexander. Para raksasa mulai mendekat ke negeri yang di pimpinya. Dia pun mengerahkan semua rakyat dan prajurit yang dia miliki untuk membangun sebuah tembok yang tinggi dan besar mengelilingi kota,dan dia menyuruh semua rakyatnya untuk masuk dan berlindung ke dalam kota yang kini berubah fungsi menjadi benteng.

Tapi..Kegelisahan selalu meliputi raja alexander. Jika sampai tembok itu berhasil di tembus,maka tak akan ada lagi
tempat berlindung. Karena kota itu adalah benteng terahir mereka.

Dan ketika raja alexander sedang gundah,datanglah seorang tua
berjanggut putih yang datang menemuinya. Dia adalah seorang yang bijak dan ahli dalam hal keagamaan. Lalu..Orang berjanggut putih itu berkata pada raja alexander..

"Wahai baginda raja,anda adalah seorang raja yang baik dan adil. Paduka tidak usah gundah,karena hamba kemari ingin menyampaikan apa yang hamba tahu".

"Sang pencipta telah memberi hamba ilham dalam mimpi hamba,cara untuk mengalahkan para raksasa. Senjata biasa tak kan mampu menembus kulit mereka,karena sihir hitam melindungi tubuh mereka. Tapi..Ada sebuah pedang peninggalan dari masa lalu yang dapat membunuh mereka. Para prajurit bersayap telah menyimpan pedang itu dalam sebuah gua yang kini tepatnya berada di bawah kerajaan paduka. "DAN HANYA MEREKA YANG PANTAS YANG MAMPU MENEMUKANYA..".

"Dan ketika paduka telah mendapatkan pedang itu,paduka harus bersikap bijak. Paduka tidak boleh membunuh semua raksasa,tapi paduka hanya boleh membunuh pemimpinya saja lalu ambilah cincinya. Dengan cincin itu,paduka bisa memerintah para raksasa untuk kembali ke negeri di balik awan..".Kata lelaki berjanggut putih itu menjelaskan. Dan raja alexander menyanggupinya.

Ahirnya raja alexander pun mencari gua tempat pedang itu
berada,ahirnya dia menemukan gua itu di sebuah ruang rahasia di ruang bawah tanah. Dan raja pun membawa pedang itu dan mengumpulkan para prajurit untuk memberi peringatan.

"Nanti jika para raksasa datang,tidak ada satupun dari kalian yang
boleh ikut berperang. Kalian semua harus berlindung di balik benteng kota bersama para
rakyat yang lain,karena senjata kalian tak mempan untuk melukai
mereka. Cukup aku saja yang akan bertarung..Dan ini perintah.."kata raja alexander.


Para prajurit pun saling berbisik satu sama lain membicarakan
keputusan raja mereka,keraguan meliputi hati mereka. Bagaimana mungkin membiarkan raja mereka berperang seorang diri melawan para raksasa yang ratusan jumlahnya? Mana mungkin seorang manusia dapat menang melawan para raksasa seorang diri? Banyak sekali pertanyaan yang memenuhi kepala mereka,tapi karena itu perintah mereka hanya bisa patuh.

Ahirnya waktu yang di tunggu pun tiba,dari kejauhan pasukan raksasa berjalan menuju kerajaan eutopia. Raja alexander berdiri di depan pintu benteng menunggu kedatangan mereka,dia mencari-cari pemimpin para raksasa itu berada. Dan ahirnya dia temukan dengan mudah,karena dengan tiga mata yang hanya di miliki pemimpin para raksasa..Bukan hal sulit menemukanya. Lalu raja alexander pun menaiki kudanya..Pegasus putih,kuda yang di berkahi dengan kekuatan dan kecepatan.

Dengan cepat raja alexander menerjang para raksasa dan melukai
kaki-kaki raksasa dengan pedangnya. Hingga para raksasa yang terkejut membuka jalan dan memudahkan raja alexander menuju pemimpin para raksasa. Para raksasa yang melihat pedang yang di bawa raja alexander menjadi terkejut,ketakutan mulai meliputi mereka. Itu adalah pedang cahaya yang sangat terkenal kisahnya,ribuan raksasa banyak yang mati menjadi korbanya. 

Kesempatan itu tak di sia-siakan oleh raja alexander,dia pun segera
menerjang ke arah pimpinan para raksasa. Dan dengan cepat dia melompat dan menerjang jantung pimpinan raksasa itu,dan pimpinan raksasa itupun terkapar. Semua berlalu begitu cepat,hingga para raksasa banyak tak menyadarinya. Dan tahu-tahu pemimpin mereka telah tewas..

Dan raja alexander pun mengambil cincin pemimpin raksasa itu dan
mengangkatnya ke atas,semua raksasa pun berlutut melihat cincin yang di bawa raja alexander. Raja alexander ahirnya memerintah para raksasa untuk kembali ke tempat mereka berasal. Setelah semua raksasa kembali,raja pun memerintah untuk memotong pohon kacang itu.

Dan cincin yang di miliki raja alexander ahirnya di sepuh menjadi
sebuah mahkota kerajaan. Dan zaman setelah itupun menjadi damai dan kerajaan eutopia tumbuh menjadi kerajaan yang besar dan luas.
Rakyatnya hidup makmur,damai,dan sejahtera di bawah pimpinan raja alexander yang bijaksana..

Sementara para raksasa kembali ke tempatnya,negeri di balik awan.
Ketika kau dengar suara guntur dan kilat yang menyambar,jangan kau tanya dari mana mereka berasal.Itu adalah suara para raksasa yang menempa pedang dan kapak-kapak mereka,yang memercikan api hingga menciptakan sambaran kilat.. Mereka masih menunggu..Dan terus menunggu..Untuk datang kembali ke dunia..


TAMAT

Dongeng Kancil dan Siput yang Bijaksana | Dongeng Anak Terbaru

cerita kancil dan siput yang bijaksana
Kancil dan siput
Dongeng Kancil dan Siput yang Bijaksana - Apa kabar sobat dongeng anak terbaru? Sehat kan? Saya harap semua sehat dan dalam keadaan baik. Amiin..!!

Nah, hari ini blog dongeng terbaru baru saja mengganti template blog. Dengan tujuan agar tampilan lebih freesh dan lebih enak di akses, baik dalam versi desktop ataupun via mobile. Tentunya agar sobat dongeng terbaru tetap bisa mengikuti update blog ini kapanpun dan dimanapun dengan lebih mudah. Hehe..

Nah, untuk posting perdana pada templat baru blog dongeng ini, kali ini blog dongeng terbaru akan mempersembahkan lanjutan cerita petualangan si kancil. Lalu, kisah macam apa yang akan di lalui si kancil binatang yang cerdik dan lincah ini? Mari kita simak bersama-sama..

Di ceritakan setelah si kancil mengalahkan si kuda kundalini pada lomba lari, namanya semakin melegenda. Tiap binatang mulai membicarakan tentang kehebatan si kancil. Ternyata, binatang kecil ini memiliki keberanian dan kemampuan yang tak bisa di anggap remeh.

Seperti sebuah pribahasa.. Semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang angin yang akan menerpanya. Ibarat hidup, semakin sukses seseorang, maka ujian yang di hadapi juga akan semakin berat. Terkadang ujian yang datang bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Begitupun si kancil..

Ternyata, ketenaran dan nama besar yang di sandangnya, menumbuhkan rasa sombong yang tak di sadarinya. Karena telah menang lomba lari mengalahkan kuda kundalini, si kancil merasa menjadi hewan tercepat di seluruh dunia. Dia mengumumkan dan menceritakan kehebatanya waktu mengalahkan si kuda ke semua hewan, tentu saja dengan lagak sedikit menyombongkan diri.

Ternyata hal tersebut di ketahui oleh sahabat lamanya, yaitu si siput. Si siput merasa memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan si kancil agar tak lupa diri. Hal tersebut sebagai wujud balas budi karena dulu si kancil pernah menolongnya dari elang yang mau memangsanya.

Ahirnya, pergilah si siput menemui sahabat lamanya. Yaitu si kancil.
"Hai kancil sahabat ku, ku tahu kini nama mu mulai terkenal di seluruh hutan. Bukan hanya di kawasan Alas purwa, tapi juga di luar wilayah Alas purwa ini". Kata siput membuka pembicaraan.
"Oh tentu saja siput teman ku, itu semua karena mereka mengakui kehebatan ku. Hahaha.. ". Kata kancil dengan sombongnya.

Si siput menghela nafas panjang mendengar jawaban itu. Ternyata kancil yang sekarang telah jauh berbeda dengan kancil yang pernah menolongnya dahulu. Dulu si kancil sangat baik, rendah hati, dan tak pernah memiliki sifat sombong. Tapi ternyata ketenaran akan namanya telah merubahnya hingga sejauh ini. Siput merasa perihatin melihatnya.

"Tapi kancil sahabat ku, janganlah semua ketenaran itu membuat mu lupa diri. Karena kehebatan bukanlah segalanya, itu hanya ujian agar kau mampu mengendalikan hawa nafsumu". Kata siput dengan bijak.
"Apa maksud mu? Apakah menurut mu aku sombong? Aku hanya berkata sesuai fakta. Pada kenyataanya aku memang sehebat yang mereka katakan". Jawab kancil dengan nada ketus.
"Apakah benar begitu? Ingat kawan, di atas langit masih ada langit. Dan sehebat apapun diri mu, pasti masih ada yang lebih hebat dari mu. Bahkan mungkin juga aku bisa saja mengalahkan mu". Kata siput.

"Hahaha.. Binatang kecil seperti mu mau mengalahkan ku? Bahkan jika dulu aku tak menolong mu, kau sudah di mangsa oleh elang". Kata kancil mengejek.

Si siput hanya menerima ejekan kancil dengan sabar. Karena dia berniat menyadarkan si kancil dari ke khilafanya.
"Tapi mungkin saja kau memang bisa ku kalahkan. Tak ada yang tahu kan kalau belum di coba?". Ungkap siput.
"Jadi kau berniat menantang aku?". Tanya si kancil sedikit terpancing emosi.

"Jika cara menyadarkan mu hanya dengan jalan mengalahkan mu, maka aku katakan.. iya, aku menantang mu". Kata siput dengan lantang.

"Wah.. Wah.. Wah.. Ternyata ada pecundang yang mencoba berlagak pahlawan. Baik kalau itu kemauan mu. Lalu, lomba macam apa yang kau inginkan?". Tanya si kancil dengan penuh percaya diri.
"Kita akan lomba lari sebagaimana ketika kau lomba lari dengan kuda kundalini. Tapi karena aku sulit berjalan di darat, aku akan lewat jalur sungai. Dan "siapa yang ada di muara" terlebih dulu, dialah pemenangnya". Kata siput.
"Hahaha.. Binatang lamban seperti mu menantang ku lomba lari? Baiklah jika itu kemauan mu, akan ku turuti". Jawab kancil.

Ahirnya, kancil dan siput lomba lari. Si kancil melalui jalan darat, sedangkan siput yang bijak itu melewati sungai. Dengan percaya diri si kancil berlari dengan sekuat tenaga, hingga di merasa lelah dan berheti di bawah pohon di tepi sungai.

"Siput yang lamban dan bodoh itu pasti tertinggal jauh. Tak ada ruginya aku istirahat sebentar di sini. Lagi pula, siput itu tak mungkin mampu mengejar ku. Pasti dia sudah menyerah karena kelelahan. Hahaha..". Kata si kancil dengan angkuhnya.

Tapi ketika si kancil baru saja mau beristirahat, tiba-tiba si siput memanggilnya dan berteriak dari kejauhan. Ternyata si siput telah berada jauh di depan kancil.
"Hai kancil, sedang apa kau di situ? Ayo cepat kejar aku". Teriak siput.

Si kancilpun terkejut dan kembali berlari sekuat tenaga untuk mengejar siput yang sudah ada di depanya. Dia takut siput akan mengalahkanya, pasti itu akan menjadi hal yang memalukan. Hingga si kancil kelelahan dan ingin beristirahat, hal tersebut terus berulang. Siput selalu saja sudah berada jauh di depanya.

Dan ahirnya, dengan tubuh lemah karena kelelahan si kancil tiba di muara. Tapi si siput ternyata sudah ada di sana. Dan ahirnya si kancil mengaku kalah, dan berjanji akan memperbaiki semua sikapnya. Kini dia mulai sadar, bahwa sikap sombongnya selama ini adalah salah. Dan si kancil pergi meninggalkan si siput dengan banyak pertanyaan yang tak mampu dia jawab. Rasa malunya telah menahan dirinya untuk bertanya lebih jauh.

Lalu, bagaimana siput yang lamban itu mampu mengalahkan si kancil? Ternya, si siput menggunakan trik husus. Dia menyuruh teman-temanya berjajar di sepanjang sungai. Dan ketika ada si kancil, maka siput yang terdekat denganya akan menampakan diri pada si kancil. Karena bentuk mereka sama, maka si kancil tak sadar akan hal itu. Sehingga si kancil mengiri siput yang di lihatnya adalah siput yang sama di awal lomba. Padahal itu adalah siput lain yang memiliki bentuk yang sama persis.

Jadi, apakah siput berbohong? ( baca selengkapnya : dongengterbaru.blogspot.com). Jawabanya TIDAK. Karena jika di baca dengan teliti, siput berkata "siapa yang ada di muara lebih dulu". Dan bukan berkata "siapa yang sampai muara lebih dulu". Dan penggunaan ke dua kata ini tentu memiliki arti yang berbeda. Dan ternyata yang "ADA" di muara lebih dulu adalah siput. Tapi karena kesombongan dan emosinya, si kancil tak memperhatikan hal ini.

Nah sobat dongeng terbaru semua, hikmah yang dapat kita petik adalah.. Jangan bersikap sombong dan mudah emosi, karena itu akan membuat mu tidak berfikir jernih. Dan dari kisah ini kita juga dapat melihat bahwa, kekuatan itu bisa kalah oleh akal.

Sekian dulu kisah petualangan si kancil yang mampu dongeng terbaru persembahkan kali ini. Semoga kita dapat mengambil teladan positif dari kisah ini. Jangan lupa buat berkunjung lagi ya, dan nantikan dongeng-dongeng menarik lainya. Sampai jumpa.. ^_^

TAMAT

Story by: Muhammad Rifai

Dongeng Asal Mula Rumah Siput | Dongeng Anak Terbaru

dngeng siput
Dongeng Asal Mula Rumah Siput - Al-kisah pada zaman dahulu kala, siput tidak memiliki rumah seperti sekarang ini. Ada cerita dan dongeng tersendiri yang menceritakan asal mula rumah siput. Karena tak memiliki rumah, siput tinggal dari satu tempat ke tempat lainya. Dia terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang tepat untuk di jadikan rumahnya.

Pertama kali, dahulu siput tinggal di atas pohon. Dia mendiami sarang burung yang telah di tinggal pemiliknya. Waktu pertama kali dia menempati sarang burung itu, siput merasa sangat nyaman. Daun dan dahan-dahan pohon melindunginya dari terpaan sinar mata hari. Sedangkan hangatnya sarang, melindunginya dari udara dingin di malam hari. Tapi semua tak berjalan lama, karena ketika musim hujan tiba siput tak bisa berbuat apa-apa. Karena daun dan ranting pohon tak bisa melindunginya dari terpaan air hujan. Sehingga siput merasa sangat kedinginan.

Akhirnya dia pun berpindah dari sarang burung itu, kemudian dia melihat sebuah lubang di batang pohon. Siput pun memutuskan untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumah barunya. Dia merasa nyaman, karena dia tak akan terpapar panasnya terik mentari dan tak kedinginan terguyur oleh air hujan. Tapi lagi-lagi ketenanganya tak bertahan lama. Karena pada suatu hari ada seekor burung pelatuk yang mematuk pohon tempat siput tinggal. Siput menjadi sangat terganggu dan tak bisa beristirahat dengan tenang, akhirnya dia kembali pindah dan turun dari atas pohon untuk mencari rumah baru.


Kemudian siput menemukan sebuah lubang di tanah. Dia pun mencoba untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumahnya. Suasana lubang yang hangat membuat siput sangat senang dan nyaman. Tapi gangguan kembali datang. Ketika malam tiba, para tikus datang dan menggali tanah tempat siput berada. Dan akhirnya rumah barunya kembali porak poranda. Dan siput akhirnya terpaksa untuk kembali pergi mencari rumah idamanya.

Hingga sampailah siput di tepi sebuah pantai. Dia menemukan sebuah lubang di batu karang dan mencoba untuk tinggal disana.
"Mungkin ini bisa menjadi rumah yang tepat bagi ku. Aku tak akan kepanasan ataupun kehujanan. Tak akan ada burung pelatuk yang mengganggu ku, dan tak ada tikus yang mampu menggali batu karang ini untuk mengusik aku." kata siput dalam hati.
Tapi lagi-lagi semua di luar perkiraanya. Ketika air laut pasang, rumah barunya ikut terendam dan membuat siput tersapu oleh ombak. Dan akhirnya dengan hampir berputus asa siput memutuskan untuk kembali mencari rumah baru.

Siput berjalan gontai menyisiri pantai. Rasa lelah membuatnya lemas. Akhirnya, dia menemukan sebuah cangkang kosong yang sangat cantik. Dan diapun masuk ke cangkang itu untuk beristirahat sementara waktu sebelum melanjutkan pencarianya.

Tapi ketika pagi tiba dan siput terbangun, dia mulai sadar bahwa cangkang itu terasa sangat nyaman dan pas untuknya. Bentuknya yang indah dan cukup ringan, membuatnya leluasa untuk di bawa kemanapun siput pergi. Akhirnya, siput memutuskan untuk menjadikan cangkang itu sebagai rumah barunya yang sangat nyaman dan bebas dari gangguan.


Pesan yang dapat kita petik, jangan menyerah untuk terus berusaha. Karena sebuah kegagalan adalah wujud dari keberhasilan yang tertunda.

Oleh: Muhammad Rifai

Puteri Negeri Awan (Bag:2)| Dongeng Anak Terbaru

dongeng petualangan
kangsa wangsa
Manusia Kepala Domba, Kangsa Wangsa - Setelah pada kisah sebelumnya Puteri Intan rasari berhasil menyelamatkan seorang gadis kecil bernama Melati wangi, maka mereka meneruskan perjalanan menuju istana Gembalageni. Yaitu seorang penyihir jahat yang menguasai ilmu hitam dan pemimpin para prajurit kegelapan. Sang puteri bertekat untuk mengalahkan raja Gembalageni demi mengembalikan ketentraman di muka bumi. Maka dengan di temani Melati wangi sebagai penunjuk arah, Puteri Intan rasari meneruskan perjalananya ke kerajaan Wulung ireng. Sebuah kerajaan di mana kekuatan kegelapan berpusat, dan tentunya ini bukan suatu perjalanan yang mudah.

Perjalanan mereka teruskan dengan menyusuri hutan, guna menghindari para anak buah Gembala geni yang kini mencari keberadaan mereka. Bukan karena Puteri Intan rasari tak mampu mengatasi mereka, tapi guna menghindari pertikaian yang tak perlu dan meminimalisir adanya korban jiwa. Karena pada dasarnya, mereka hanya manusia yang di peralat oleh Gembalageni dengan ilmu sihirnya.

Sementara itu di kerajaan Wulung ireng, raja Gembalageni sangat murka mendengar kabar bahwa anak buahnya di kalahkan oleh seorang gadis ingusan. Tak lain dan tak bukan dia adalah Puteri Intan rasari.

"Hah.. Kalian itu sungguh bodoh..! Bagaimana kalian yang jumlahnya lebih banyak dapat di kalahkan hanya oleh seorang anak gadis kemarin sore?! Kalian sungguh tak berguna..!!". Kata raja Gembalageni dengan amarah yang membara.
"Ampun tuan ku.. Tapi bocah itu sangat sakti. Dia memiliki pusaka yang sungguh ajaib. Burung kertas yang di bawanya dapat berubah menjadi garuda raksasa yang membuat kami tak berdaya". Kata pengawal itu.

"Burung kertas yang bisa berubah menjadi garuda? Hmm.. Itu adalah pusaka yang hanya di miliki oleh Negeri Awan putih. Aku pernah mendengar tentang legenda itu, tapi tak ku sangka mereka benar-benar ada. Pantas kalian tak bisa berkutik, karena sang garuda yang di juluki juga sebagai Panglima Angkasa bukanlah tandingan kalian".
"Baiklah kalau begitu.. Kali ini kalian ku ma'afkan. Sekarang kalian ku tugaskan untuk pergi mencari keberadaan mereka". Kata raja Gembalageni.

"Ta.. Tapi tuan ku.. Kami tak mungkin sanggup melawan mereka. Senjata kami saja dapat dengan mudah di patahkan oleh garuda itu". Kata pengawal itu tergapap karena takut.
"Kali ini kalian tak sendirian. Aku akan mengutus salah satu panglima ku bersama kalian. Kalian hanya cukup membantu mencari keberadaan mereka, biar nanti panglima ku yang akan menghadapi mereka". Kata sang raja.

Lalu raja Gembalageni memejamkan matanya, bibirnya mengucapkan mantra untuk memanggil panglima yang di maksud. Tiba-tiba muncul sebuah asap hitam yang bergulung-gulung, kemudian membentuk sebuah sosok.

Para pengawal sangat terkejut di buatnya, karena kini di hadapan mereka telah berdiri sosok yang menyeramkan. Tubuhnya tinggi besar di penuhi bulu-bulu hitam. Tubuhnya mirip manusia, tapi memiliki kepala kambing dengan tanduk besar yang sangat runcing. Nafasnya mengeluarkan api yang menyala, dengan sebuah gada raksasa yang di pegangnya sebagai senjata.

"Hamba datang menghadap tuan ku.. Apa gerangan yang membuat paduka memanggil hamba? Apakah ada sebuah tugas penting yang harus hamba laksanakan?". Kata sosok kepala domba itu.
"Ya Kangsa wangsa, ada musuh yang cukup tangguh sedang menentang ku. Ku perintahkan kamu agar ikut dengan para pengawal itu, cari dan tangkap mereka bawa ke hadapan ku. Atau jika perlu, langsung musnahkan mereka. Sebagai peringatan bagi mereka yang berani menentang aku, raja Gembalageni". Kata sang raja.

"Hahaha.. Menghancurkan adalah kegemaran hamba paduka. Tak salah paduka menyerahkan tugas ini pada hamba. Dengan senang hati akan hamba laksanakan". Kata sosok yang ternyata bernama Kangsa wangsa itu.

"Tapi kau harus hati-hati Kangsa wangsa, jangan gegabah. Dia memiliki pusaka ajaib yang sangat sakti. Jangan sampai malah kau yang binasa karenanya..". Pesan sang raja.

"Hahahaha.. Paduk tak usah hawatir. Semua akan dapat hamba atasi. Belum pernah ada yang mampu selamat dari nafas api hamba, dan belum pernah ada yang mampu menghindar dari ayunan gada hamba. Dalam waktu dekat, paduka akan menerima kabar tentang kebinasaan mereka". Kata Kangsa wangsa dengan sombongnya.

"Baiklah.. Sekarang berangkatlah kalian semua. Segera cari dan musnahkan para pembangkang itu..!!". Perintah raja Gembalageni.
Ahirnya setelah menghaturkan sembah, merekapun undur diri dan berangkat mencari keberadaan puteri Intan rasari.

Sementara itu puteri Intan rasari dan Melati wangi masih meneruskan perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita tentang diri masing-masing. Hingga merekapun semakin akrab dan menjadi sahabat dekat. Karena waktu sudah beranjak senja, ahirnya mereka putuskan untuk bermalam di sebuah goa. Perjalanan yang panjang dan melelahkan membuat mereka tertidur sangat pulas. Mereka tak menyadari akan bahaya yang mengintai mereka esok hari. Karena manusia kepala kambing Kangsa wangsa, kini telah bergerak mencari keberadaan mereka.

Bersambung.

Dongeng Puteri Negeri Awan(Bag:1) | Dongeng Anak Terbaru

Dongeng Puteri Negeri Awan (Bag:1)- Nah, untuk posting kali ini blog dongeng terbaru akan menceritakan sebuah kisah negeri di balik awan. Kisah ini akan menceritakan di mana kebaikan pasti akan mengalahkan kebatilan. Langsung kita mulai saja ceritanya ya..

dongeng petualangan
Garudayana
Dahulu kala ada sebuah negeri legenda yang menjadi cerita turun temurun. Sebuah negeri di atas gumpalan awan putih dan jalan yang terbuat dari pelangi. Dan negeri itu bernama Negeri Awan Putih. Sebuah negeri impian yang keberadaanya tak banyak yang tahu. Tapi sebenarnya, negeri awan putih itu benar adanya. Tersembunyi di balik awan yang melayang di angkasa.

Negeri awan putih di pimpin oleh seorang raja yang sangat bijak dan adil. Raja Surya, begitu beliau di panggil. Raja Surya memiliki seorang puteri yang sangat cantik. Bukan hanya cantik wajahnya, tapi juga tingkah laku dan budi pekertinya. Dia suka menolong siapapun yang membutuhkan. Intan Rasari, itulah nama sang puteri.

Pada suatu hari, sang puteri meminta izin pada ayahandanya untuk mengunjungi bumi. Dia ingin mengenal manusia lebih dekat, dan mempelajari segala hal tentang kebiasaan manusia. Awalnya, sang raja menolak. Karena kehidupan manusia penuh dengan tipu daya dan pertikaian antar sesama. Tapi sang puteri terus merengek, dan ahirnya dengan berat hati sang raja mengizinkan.

Sebelum pergi, sang raja memberikan dua buah pusaka ajaib untuk berjaga-jaga di kala waktu genting. Yaitu sebuah burung kertas dan sebuah tongkat kecil. Kedua benda ini adalah benda ajaib. Burung kertas dapat berubah menjadi rajawali raksasa jika di lemparkan ke udara. Dan tongkat kecil itu dapat menjadi sebuah tongkat emas yang besar dan panjangnya melebihi pohon kelapa. Dan ajaibnya lagi, tongkat itu dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah pemiliknya.

Setelah mendapat beberapa nasehat dari ayahnya, ahirnya sang puteri turun ke bumi. Di temani seekor kupu-kupu penjaga taman pelangi sebagai penasehat pribadinya. Puteri intan Rasari turun di sebuah hutan belantara yang lebat di bumi. Dia sangat mengagumi beraneka kehidupan yang ada di atas bumi, dan semua hal itu membuat dirinya terpana.

Ketika sedang asik menikmati semua keindahan bumi, tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara minta tolong. Dan dengan segera dia mencari dari mana asal suara itu. Dan ahirnya sampailah dia di perbatasan hutan, dan melihat seorang gadis kecil yang di kepung oleh empat orang lelaki bermuka jahat. Dengan sepontan dia mengeluarkan burung kertas di sakunya dan melemparnya ke angkasa. Dan pada saat itu juga keajaiban terjadi. Burung kertas itu bercahaya dan berubah menjadi rajawali raksasa yang bernama Garudayana.

"Garudayana, cepat tolong gadis itu..!!". Pinta sang putri. Lalu garudayanapun melesat dengan cepat. Sayap-sayapnya yang kokoh sekeras baja, dan kuku dan paruhnya yang tajam mampu merobek besi. Dia menerjang para penjahat itu, mematuk dan mencakarnya. Hingga ahirnya mereka semua lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Dan selamatlah gadis kecil itu.

Puteri Intan Rasari lalu mendekati gadis itu, dan menanyakan asal-usulnya. Ternyata dia adalah anak yatim piatu. Desanya di bakar oleh anak buah seorang penyihir yang bernama Gembalageni. Dia menangkap anak-anak untuk di jadikan budak di istananya, dan memaksa mereka untuk bekerja terus menerus tanpa di beri upah. Mereka menelusuri setiap kampung, menangkap anak-anak, dan jika tak mendapat apa yang mereka cari, mereka akan membakar kampung itu. Dan kampung kelahiranya adalah salah satunya.

Mendengar kisah dari anak perempuan itu, hati Intan Rasari menjadi sangat kasihan. Dia berniat untuk menghentikan kebatilan Gembalageni dan menyelamatkan semua anak-anak yang di tangkapnya. Dan dia berniat untuk datang ke istana Gembalageni di temani anak perempuan sebagai penunjuk jalan yang bernama Melati wangi.

Bersambung..

Story by: Muhammad Rifa'i

Dongeng Angin yang Sombong| Dongeng Anak Terbaru

Dongeng tentang angin yang sombong - Dahulu kala, air, api, angin, dantanah adalah sahabat karib. Mereka menjalankan tugas mereka masing-masing untuk membantu manusia sesuai ilham dari sang pencipta.

Air dan tanah membantu manusia dalam hal bercocok tanam dan kehidupan sehari-hari. Api di gunakan manusia untuk memasak dan menghangatkan diri dari udara dingin. Dan angin membantu menyejukan panas di siang hari dan menggiring awan hujan ke tanah gersang. Para manusia sering bersyukur dalam do'a mereka, mereka berterimakasih pada tuhan telah menciptakan air, api, dan tanah yang sangat membantu bagi kehidupan mereka.

Mereka jarang menyebut angin dalam do'a mereka, karena peranan angin memang tak begitu mereka sadari karena tak berhubungan langsung dalam keseharian kebutuhan hidup mereka. Berbeda dengan tanah, air, dan api, yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.

Ternyata hal tersebut membuat angin iri dan ingin menunjukan pada
manusia akan kehebatanya pada manusia. Dengan angkuhnya angin
menciptakan putaran topan dan tornado yang sangat besar. Hingga rumah-rumah penduduk porak poranda dan roboh rata dengan tanah. Melihat hal itu, api berusaha menengahi. Dia datang untuk menghadang angin. Tapi karena kencang dan dahsyatnya putaran angin, membuat api padam tak berbekas.

Melihat hal itu, angin semakin congak dan angkuh. Dengan sombongnya angin sesumbar.."Ayo, siapa lagi yang ingin menentang ku? Dari empat elemen, aku adalah yang terkuat. Mungkin manusia dapat membuat api, dapat menggali sumber air, dan dapat menjajah tanah dengan cangkul-cangkul mereka. Tapi mereka tak bisa memadamkan aku sebagaimana api, tak bisa menguapkan aku seperti air, dan tak mampu menyentuh ku ibarat tanah. Lihatlah kekuatan ku hai manusia. Dengan ini kalian ku beri pelajaran agar mengingat aku. Hahaha.. ". Kata sang angin.

Mendengar kata-kata angin yang sombong dan lantang, air mencoba untuk mengingatkan. "Hai sahabat ku, mengapa kau berlaku begitu? Kita di ciptakan sama-sama untuk membantu manusia. Jangan kau sombongkan kekuatan mu, karena di atas langit masih ada langit. Dan aku yakin, masih ada yang lebih kuat dari mu". Kata air. Tapi mendengar hal itu, angin malah menjawab dengan ketus. Kesombongan angin akan kekuatanya membuatnya lupa diri. Angin menjawab.. "Hai air.. Apa kau juga ingin membela manusia? Maka kau akan bernasib sama seperti api". Kata angin kemudian menggulung air dengan pusaranya. Hingga air tercecer dan hilang tersapu angin.

Tingkah sang angin semakin menjadi. Dia memporak porandakan tiap apa yang di laluinya. Menghancurkan, merobohkan, dan menerbangkan tiap apa yang di laluinya. Tentu saja hal tersebut membuat para manusia panik, dan lari ke segala penjuru mencari tempat berlindung. "Hahaha.. Rasakan kemarahan ku wahai manusia. Tak akan ada lagi yang mampu melindungi kalian dari kemarahan ku. Jika ada yang mampu mengalahkan aku, maka aku akan berhenti. Tapi kalian boleh bermimpi, karena pada kenyataanya.. Tak ada yang tak bisa aku terbangkan. Hahaha.. ". Angin yang angkuh itu tertawa menantang.

Dan ahirnya, sang tanah pun mendengar ke angkuhan sang angin. Lalu tanah pun angkat bicara.. "Wahai angin sahabat ku. Sifat iri telah membuat mu berlaku bodoh. Maka kini aku yang akan menghadapi mu. Aku akan melindungi manusia dari amukan mu. Jika kau mampu, silahkan kau terbangkan aku". Kata tanah.
"Wahai para manusia, masuklah kalian ke dalam goa di bawah perut gunung-gunung ku. Maka kalian akan aman di sana". Kata tanah lagi. Lalu manusia pun berbondong-bondong masuk ke dalam goa-goa yang di
miliki bumi. Sedangkan sang angin kini membuat angin tornado yang semakin besar. Dia menerjang gunung, berharap mampu menerbangkanya. Tapi semua di luar dugaan, ternyata gunung tak bergeming. Dia tetap
berdiri kokoh pada tempatnya. Angin merasa penasaran, diapun memperbesar putaran tornadonya. Dia kembali menerjang gunung, dan lagi-lagi hasilnya sama. Gunung tetap kokoh tak bergeming. Ahirnya, angin yang sombong itu kelelahan. Dan mengaku kalah pada sang tanah. Dan anginpun menghentikan amukanya, dan dia berjanji akan memperbaiki kesalahanya.



Nah, para pembaca dongeng terbaru yang budiman. Kisah ini saya tulis karena ada permintaan dari pembaca. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Bahwa kesombongan bukanlah hal yang baik, hanya akan menimbulkan kerugian. Baik bagi orang lain dan diri sendiri. Berusahalah saling menghormati antar sesama. Agar kedamaian dan keserasian dapat tercipta. Nah.. Sekian dulu kisah kali ini. Tunggu kisah dongeng anak terbaru berikutnya ya.



TAMAT

Kisah Enam Manusia Ajaib | Dongeng anak Terbaru

dongeng pahlawan
Prajurit pemberani
Kisah Enam Manusia Ajaib - Memiliki kelebihan di atas orang rata-rata seharusnya memang di manfa'atkan untuk hal-hal yang positif mengarah ke hal yang baik. Seperti kisah dongeng terbaru kali ini, menceritakan kisah enam manusia Ajaib yang memiliki kemampuan Luar biasa. Mereka mencoba menggunakan kelebihan yang mereka miliiki untuk mengingatkan raja dan penguasa yang lalim. Semoga kita dapat mengambil nilai positif dari kisah berikut ini. Selamat membaca..

Pada suatu masa ada seorang pria yang hebat, dia telah membaktikan diri pada negara dalam perang, dan mempunyai keberanian yang luar biasa, tetapi pada akhirnya dia dipecat tanpa alasan apapun dan hanya memiliki 3 keping uang logam sebagai hartanya.

"Saya tidak akan diam saja melihat hal ini," katanya; "tunggu hingga saya menemukan orang yang tepat untuk membantu saya, dan raja harus memberikan semua harta dari negaranya sebelum masalah saya dengan dia selesai."

Kemudian, dengan penuh kemarahan, dia masuk ke dalam hutan, dan melihat satu orang berdiri disana mencabuti enam buah pohon seolah-olah pohon itu adalah tangkai-tangkai jagung. Dan dia berkata kepada orang itu,

"Maukah kamu menjadi orangku, dan ikut dengan saya?"

"Baiklah," jawab orang itu; "Saya harus membawa pulang sedikit kayu-kayu ini terlebih kerumah ayah dan ibuku." Dan mengambil satu persatu pohon tersebut, dan menggabungkannya dengan 5 pohon yang lain dan memanggulnya di pundak, dia lalu berangkat pergi; segera setelah dia datang kembali, dia lalu ikut bersama dengan pimpinannya, yang berkata,
"Berdua kita bisa menghadapi seluruh dunia."

Dan tidak lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan satu orang pemburu yang berlutut pada satu kaki dan dengan hati-hati membidikkan senapannya.
"Pemburu," kata si pemimpin, "apa yang kamu bidik?"
"Dua mil dari sini," jawabnya, "ada seekor lalat yang hinggap pada pohon Oak, Saya bermaksud untuk menembak mata kiri dari lalat tersebut."
"Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin, "Bertiga kita bisa menghadapi seluruh dunia"

Pemburu tersebut sangat ingin ikut dengannya, jadi mereka semua berangkat bersama hingga mereka menemukan tujuh kincir angin, yang baling-baling layarnya berputar dengan kencang, walaupun disana tidak ada angin yang bertiup dari arah manapun, dan tak ada daun-daun yang bergerak.

"Wah," kata si Pemimpin, "Saya tidak bisa berpikir apa yang menggerakkan kincir angin, berputar tanpa angin;" dan ketika mereka berjalan sekitar dua mil ke depan, mereka bertemu dengan seseorang yang duduk diatas sebuah pohon, sedang menutup satu lubang hidungnya dan meniupkan napasnya melalui lubang hidung yang satu.
"Sekarang," kata si Pemimpin, "Apa yang kamu lakukan diatas sana?"
"Dua mil dari sini," jawab orang itu, "disana ada tujuh kincir angin; saya meniupnya hingga mereka dapat berputar."
"Oh, ikutlah dengan saya," bujuk si Pemimpin, "Berempat kita bisa menghadapi seluruh dunia."

Jadi si Peniup turun dan berangkat bersama mereka, dan setelah beberapa saat, mereka bertemu dengan seseorang yang berdiri diatas satu kaki, dan kaki yang satunya yang dilepas, tergeletak tidak jauh darinya.
"Kamu terlihat mempunyai cara yang unik saat beristirahat," kata si Pemimpin kepada orang itu.
"Saya adalah seorang pelari," jawabnya, "dan untuk menjaga agar saya tidak bergerak terlalu cepat Saya telah melepas sebuah kaki saya, Jika saya menggunakan kedua kaki saya, Saya akan jauh lebih cepat dari pada burung yang terbang."
"Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin, "Berlima kita bisa menghadapi seluruh dunia."

Jadi mereka akhirnya berangkat bersama, dan tidak lama setelahnya, mereka bertemu dengan seseorang yang memakai satu topi kecil, dan dia memakainya hanya tepat diatas satu telinganya saja.
"Bersikaplah yang benar! bersikaplah yang benar!" kata si Pemimpin; "dengan topi seperti itu, kamu kelihatan seperti orang bodoh."
"Saya tidak berani memakai topi ini dengan lurus," jawabnya lagi, "Jika saya memakainya dengan lurus, akan terjadi badai salju dan semua burung yang terbang akan membeku dan jatuh mati dari langit ke tanah."
Oh, ikutlah dengan saya," kata si Pemimpin; "Berenam kita bisa menghadapi seluruh dunia."

Jadi orang yang keenam ikut berangkat bersama hingga mereka mencapai kota dimana raja yang menyebabkan penderitaannya akan memulai pertandingan dimana siapapun yang jadi pemenang akan dinikahkan dengan putrinya, tetapi siapapun yang kalah akan dibunuh sebagai hukumannya. Lalu si Pemimpin maju kedepan dan berkata bahwa satu dari orangnya akan mewakili dirinya dalam pertandingan tersebut.
"Kalau begitu," kata raja, "hidupnya harus dipertaruhkan, dan jika dia gagal, dia dan kamu harus dihukum mati."

Ketika si Pemimpin telah setuju, dia memanggil si Pelari, dan memasangkan kakinya yang kedua pada si Pelari.
"Sekarang, lihat baik-baik," katanya, "dan berjuanglah agar kita menang."

Telah disepakati bahwa siapapun yang paling pertama bisa membawa pulang air dari anak sungai yang jauh dan telah ditentukan itu akan dianggap sebagai pemenang. Sekarang putri raja dan si Pelari masing-masing mengambil kendi air, dan mereka mulai berlari pada saat yang sama; tetapi dalam sekejap, ketika putri raja tersebut berlari agak jauh, si Pelari sudah hilang dari pandangan karena dia berlari secepat angin. Dalam sekejap dia telah mencapai anak sungai, mengisi kendinya dengan air dan berlari pulang kembali. Ditengah perjalanan pulang, dia mulai merasa kelelahan, dan berhenti, menaruh kendinya dilantai dan berbaring di tanah untuk tidur. Agar dapat terbangun secepatnya dan tidak tertidur pulas, dia mengambil sebuah tulang tengkorak kuda yang tergeletak didekatnya dan menggunakannya sebagai bantal. Sementara itu, putri raja, yang sebenarnya juga pelari yang baik dan cukup baik untuk mengalahkan orang biasa, telah mencapai anak sungai juga, mengisi kendinya dengan air, dan mempercepat larinya pulang kembali, saat itu dia melihat si Pelari yang telah tertidur di tengah jalan.

"Hari ini adalah milik saya," dia berkata dengan gembira, dan dia mengosongkan dan membuang air dari kendi si Pelari dan berlari pulang. Sekarang hampir semuanya telah hilang tetapi si Pemburu yang juga berdiri di atas dinding kastil, dengan matanya yang tajam dapat melihat semua yang terjadi.

"Kita tidak boleh kalah dari putri raja," katanya, dan dia mengisi senapannya, mulai membidik dengan teliti dan menembak tengkorak kuda yang dijadikan bantal dibawah kepala si Pelari tanpa melukai si Pelari. Si Pelari terbangun dan meloncat berdiri, dan melihat banya kendinya telah kosong dan putri raja sudah jauh berlari pulang ke tempat pertandingan dimulai. Tanpa kehilangan keberaniannya, dia berlari kembali ke anak sungai, mengisi kendinya kembali dengan air, dan untuk itu, dia berhasil lari pulang kembali 10 menit sebelum putri raja tiba.

"Lihat," katanya; "ini adalah pertama kalinya saya benar-benar menggunakan kaki saya untuk berlari"

Raja menjadi jengkel, dan putrinya lebih jengkel lagi, karena dia telah dikalahkan oleh serdadu biasa yang telah dipecat; adn mereka berdua sepakat untuk menyingkirkan serdadu beserta pengikutnya bersama-sama.

"Saya punya rencana," jawab sang Raja; "jangan takut tetapi kita harus mendiamkan mereka selama-lamanya." Kemudian mereka menemui serdadu dan pengikutnya, mengundang mereka untuk makan dan minum; dan sang Raja memimpin mereka menuju ke sebuah ruangan, yang lantainya terbuat dari besi, pintunya juga terbuat dari besi, dan di jendelanya terdapat rangka-rangka besi; dalam ruangan itu ada sebuah meja yang penuh dengan makanan.
"Sekarang, masuklah kedalam dan buatlah dirimu senyaman mungkin," kata sang Raja.

Ketika serdadu dan pengikutnya semua masuk, dia mengunci pintu tersebut dari luar. Dia kemudian memanggil tukang masak, dan menyuruhnya untuk membuat api yang sangat besar dibawah ruangan tersebut hingga lantai besi menjadi sangat panas. Dan tukang masak tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Raja, dan keenam orang didalamnya mulai merasakan ruangan menjadi panas, tapi berpikir bahwa itu karena makanan yang mereka makan, seiring dengan suhu ruangan yang bertambah panas, mreka menyadari bahwa pintu dan jendela telah dikunci rapat, mereka menyadari rencana jahat sang raja untuk membunuh mereka.

"Bagaimanapun juga, dia tidak akan pernah berhasil," kata laki-laki dengan topi kecil; "Saya akan membawa badai salju yang akan membuat api merasa malu pada dirinya sendiri dan merangkak pergi."

Dia lalu memasang topinya lurus diatas kepala, dan secepat itu badai salju datang dan membuat semua udara panas menjadi hilang dan makanan menjadi beku diatas meja. Setelah satu atau dua jam berlalu, Raya menyangka bahwa mereka telah terbunuh karena panas, dan menyuruh untuk membuka kembali pintu ruangan tersebut, dan masuk kedalam untuk melihat keadaan mereka. Ketika pintu terbuka lebar, mereka berenam ternyata selamat dan terlihat mereka telah siap untuk keluar untuk menghangatkan diri karena ruangan tersebut terlalu dingin dan menyebabkan makanan di meja menjadi beku. Dengan penuh kemarahan, raja mendatangi tukang masak, mencaci dan menanyakan mengapa tukang masak itu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan.

"Ruangan tersebut cukup panas; kamu mungkin bisa melihatnya sendiri," kata tukang masak. Sang Raja melihat kebawah ruangan besi tersebut dan melihat api yang berkobar-kobar di bawahnya, dan mulai berpikir bahwa keenam orang itu tidak dapat disingkirkan dengan cara itu. Dia mulai memikirkan rencana baru, jadi dia memanggil serdadu yang menjadi pemimpin tersebut dan berkata kepadanya,

"Jika kamu tidak ingin menikahi putri saya dan memilih harta berupa emas, kamu boleh mengambilnya sebanyak yang kamu mau."

"Baiklah, tuanku Raja," jawab si Pemimpin; "biarkan saya mengambil emas sebanyak yang dapat dibawa oleh pengikutku, dan saya tidak akan menikahi putrimu." Raja setuju bahwa si Pemimpin akan datang dalam dua minggu untuk mengambil emas yang dijanjikan. Si Pemimpin memanggil semua penjahit yang ada di kerajaan tersebut dan menyuruh mereka untuk membuat karung yang sangat besar dalam dua minggu. Dan ketika karung itu telah siap, orang kuat (yang dijumpai mencabut dan mengikat pohon) memanggul karung tersebut di pundaknya dan menghadap sang Raja.

"Siapa orang yang membawa buntalan sdbesar rumah di pundaknya ini?" teriak sang Raja, ketakutan karena memikirkan banyaknya emas yang bisa dibawa pergi. Dan satu ton emas yang biasanya diseret oleh 16 orang kuat, hanya di panggulnya di pundak dengan satu tangan.

"Mengapa tidak kamu bawa lebih banyak lagi? emas ini hanya menutupi dasar dari kantung ini!" Jadi raja menyuruh untuk mengisinya perlahan-lahan dengan seluruh kekayaannya, dan walaupun begitu, kantung tersebut belum terisi setengah penuh.
"Bawa lebih banyak lagi!" teriak si Kuat; "harta-harta ini belum berarti apa-apa!" Kemudian akhirnya 7000 kereta yang dimuati dengan emas yang dikumpulkan dari seluruh kerajaan berakhir masuk dalam karungnya.
"Kelihatannya belum terlalu penuh," katanya, "tetapi saya akan membawa apa yang bisa saya bawa." walaupun dalam karung tersebut masih tersedia ruangan yang kosong.
"Saya harus mengakhirinya sekarang," katanya; "Jika tidak penuh, sepertinya lebih mudah untuk mengikatnya." Dan orang kuat itu lalu menaikkan karung tersebut dipunggungnya dan berangkat pergi bersama dengan teman-temannya.

Ketika sang Raja melihat semua kekayaan dari kerajaanya dibawa oleh hanya satu orang, dia merasa sangat marah, dan dia memerintahkan pasukannya untuk mengejar keenam orang itu dan merampas kembali karung itu dari si Kuat.

Dua pasukan kuda segera dapat mengejar mereka, memerintahkan keenam orang itu untuk menyerah dan menjadi tawanan, dan mengembalikan kembali karung harta itu atau dibunuh.

"Menjadi tawanan, katamu?" kata orang yang bisa meniup, "mungkin kalian perlu menari-nari di udara bersama-sama," dan menutup satu lubang hidungnya, dan meniupkan napas melalui lubang yang satunya, pasukan tersebut beterbangan melewati atas gunung. Tetapi komandan yang memiliki sembilan luka dan merupakan orang yang pemberani, memohon agar mereka tidak dipermalukan. Si Peniup kemudian menurunkannya perlahan-lahan dan memerintahkan agar mereka melaporkan ke sang Raja bahwa pasukan apapun yang dikirim kan untuk mengejar mereka, akan mengalami nasib yang sama dengan pasukan ini. Dan ketika sang Raja mendapat pesan tersebut, berkata,

"Biarkanlah mereka; mereka mempunyai hak atas harta itu." Jadi keenam orang itu membawa pulang harta mereka, membagi-bagikannya dan hidup senang sampai akhir hayat mereka.

 Dan mereka membagi harta yang mereka miliki kepada para rakyat miskin yang membutuhkan. Dan mereka di kenang sebagai seorang pahlawan. 

Sumber: Ebook Kisah 1001 Dongeng