Kisah Cinderela dan Sepatu Kaca | Dongeng Anak Terbaru
Cinderela dan Pangeran |
Waktupun terus berlalu, hingga pada
suatu waktu.. ahirnya sang ayah kembali menikah dengan seorang janda yang memiliki dua orang puteri. Tapi ternyata, ibu
tiri cinderela tidak benar-benar mencintai ayahnya. Dia hanya mengincar harta
kekayaan yang di miliki oleh ayah cinderela. Jika ayahnya ada di sampingnya,
cinderela selalu di manja oleh ibu tirinya. Akan tetapi ketika cinderela
sendirian, ibu tirinya sering memarahinya dan memperlakukanya seperti seorang
pembantu. Tapi cinderela berusaha tabah dan sabar, karena dia tak mau melihat
ayahnya bersedih.
Hingga pada suatu hari, sang ayah
pergi berpamitan berlayar ke negeri seberang untuk berdagang. Akan tetapi kabar
buruk dating tiga hari kemudian. Ternyata kapal yang di tumpangi ayahnya karam
karena tersapu badai. Mendengar kabar itu, cinderela menjadi sangat bersedih. Karena
kini dia hidup sebatang kara di dunia ini. Sedangkan ibu dank e dua kakak
tirinya merasa sangat gembira mendengar kabar itu. Karena dengan kematian ayah
cinderela, maka mereka akan dengan leluasa menguasai semua harta cinderela dan
ayahnya. Dan mulai hari itu, perlakuan yang di dapat cinderela semakin menjadi.
Dia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah seperti seorang pembantu. Tak boleh
keluar kecuali hanya pergi ke kebun untuk memetik buah dan sayur.
Tapi cinderela tidak membiarkan
kesedihanya berlarut-larut. Dia membuat dirinya terhibur dengan berteman bersama
binatang peliharaanya dan burung-burung yang bernyanyi. Dia yakin, suatu saat
kebahagiaan akan dating menghampirinya. Hingga pada suatu hari, datanglah surat
undangan dari kerajaan ke rumah cinderela. Undangan itu berisi kabar akan di
adakanya pesta dansa di kerajaan dalam rangka mencarikan calon isteri untuk
sang pangeran. Maka semua keluarga yang memiliki anak perempuan di perintahkan
untuk membawa serta semua anak perempuanya ke pesta tersebut.
Ternyata cinderela mendengar kabar
yang di bawa oleh pembawa pesan raja tersebut dari dalam dapur. Dia memang di
kunci di dapur oleh ibu tirinya agar tak bisa keluar. Cinderela sangat senang
mendengar kabar itu. Mimpinya untuk mendapat kebahagiaan sepertinya sudah ada
di depan mata. Dengan ikut ke pesta dansa tersebut, dia punya harapan untuk
bertemu dengan pangeran yang kabarnya sangat tampan. Tapi apakah semua sesuai
dengan harapan cinderela? Ternyata tidak..!! kekejaman ibu tirinya tengah
berlanjut dan semakin menjadi. Cinderela tidak di perbolehkan ikut ke pesta
dansa kerajaan. Alasanya jelas.. karena cinderela memiliki paras yang sangat
cantik. Sehingga ibu tirinya hawatir jika cinderela di pilih oleh sang pangeran
sebagai permaisurinya.
Cinderela menjadi sangat sedih dan
putus asa. Serpanjang hari dia di suruh oleh ke dua kakak tirinya menyiapkan
pakaian terbagus dan merias mereka dengan cantik. Sedangkan cinderela sendiri
masih berpakaian lusuh, kotor, dan penuh debu. Ketika ibu dan kedua kakak
tirinya tengah meniaki kereta kuda menuju kerajaan menghadiri pesta dansa,
cinderela hanya bisa termenung di pojok dapur. Dia menangis dan sangat bersedih
atas nasib yang menimpa dirinya. Harpan dan mimpi indahnya kini sirna dan hanya
tinggal mimpi semu..
Tapi keajaiban terjadi.. ketika
cinderela tengah menangis, tiba-tiba dating ibu peri menghampirinya. Dia tahu
nasib yang di alami cinderela, karena selama ini ibu peri selalu mengamati
cinderela. Ahirnya dengan kemampuan ajaib ibu peri, ibu peri berjanji akan
membantu cinderela agar bisa dating ke pesta dansa. Dengan ayunan tongkat
ajaib, ibu peri mengubah lima ekor tikus menjadi kuda dan saisnya, serta
mengubah sebuah labu menjadi kereta kuda yang sangat indah. Tak lupa ibu peri
juga member gaun yang sangat indah, dan dua buah sepatu kaca yang membuat
kecantikan cinderela semakin terpencar seperti bintang.
Tapi ibu peri berpesan akan satu
hal.. Cinderela harus sudah pulang sebelum jam 12 malam berdentang. Karena semua
keajaiban itu hanya bertahan hingga tengah malam. Dan ketika sudah lewat tengah
malam, maka semuanya akan kembali ke bentuk semula. Dan cinderela menyanggupi
permintaan ibu peri. Ahirnya.. berangkatlah cinderela ke pesta dansa istana
dengan segala kemewahan yang kini di milikinya. Dia berkilau bak seorang puteri
kerajaan yang sangat cantik. Hingga membuat semua yang dating ke pesta itu
menjadi sangat terpana. Tak terkecuali sang pangeran. Lalu sang pangeran
menghampiri cinderela dan mengajaknya berdansa bersama. Tentu saja hal tersebut
membuat semua wanita yang hadir di pesta itu menjadi sangat iri, termasuk ke
dua saudara tiri cinderela. Mereka bertanya-tanya.. siapakah gerangan puteri
yang sangat cantik itu.
Waktupun terus berlanjut.. karena
terlalu asik berdansa dengan sang pangeran, cinderela lupa dengan pesan ibu
peri. Dia mulai sadar ketika dia mendengar jam mulai berdentang. Dengan panik dia
pun berpamitan pada pangeran dan berlari meninggalkan pesta dansa itu. Tapi karena
rasa penasaran yang teramat sangat, sang pangeran mencoba mengejar untuk
bertanya siapa nama puteri yang baru berdansa denganya tadi. Dia merasa.. dia
tengah jatuh cinta. Tapi cinderela tetap tak berhenti.. sekuat tenaga dia
berlari hingga salah satu sepatu kacanya terlepas dan tak sempat dia ambil. Dia
langsung menaiki kereta kudanya dan pulang menuju rumahnya.
Sementara itu, seaptu kaca cinderela
yang tertinggal di temukan oleh sang pangeran. Karena rasa penasaran dan rasa
cinta yang dia rasakan, sang pangeran menitahkan pada para perajuritnya untuk
mencari tahu siapa pemilik sepatu kaca tersebut. Dia memerintahkan agar tiap
rumah yang memiliki anak gadis di kerajaan itu di kunjungi, dan satu persatu di
suruh mencoba sepatu kaca tersebut. Maka siapapun wanita yang kakinya pas
dengan sepatu kaca tersebut, akan menikah dengan pangeran. Kabarpun tersebar ke
seluruh negeri. Sehingga tiap keluarga yang memiliki puteri menyuruh puterinya
untuk berdandan secantik mungkin ketika pengawal kerajaan dating membawa sepatu
itu. Mereka berharap, sepatu kaca itu akan cocok dengan kaki puterinya. Tak terkecuali
ibu dan kedua kakak tiri cinderela.
Mendengar kabar bahwa utusan istana
itu akan singgah di rumah mereka, mereka segera berdandan secantik mungkin. Sedangkan
cinderela di kunci oleh ibu tirinya dalam kamar agar tak di beri kesempatan
ikut mencoba sepatu kaca itu. Mereka takut, jika ternyata sepatu itu cocok
dengan kaki cinderela. Ahirnya utusan itu tiba juga.. lalu satu persatu kakak
tiri cinderela mencoba sepatu kaca itu. Tapi tak ada satupun kaki mereka yang
benar-benar cocok. Ada yang terlalu longgar, bahkan ada yang kakinya terlalu
besar hingga tak muat. Lalu sang utusan kerajaan bertanya”Apakah anda masih
memiliki puteri yang lain?”. “Tidak.. tidak ada… puteri ku hanya dua ini saja..”.
kata ibu tiri cinderela berbohong.
“Tapi menurut yang saya dengar, anda
masih memiliki seorang puteri lagi?”. Tanya utusan itu tak percaya. “iya
memang.. tapi tak mungkin sepatu kaca ini miliknya. Lagi pula.. wajahnya sangat
buruk. Dia juga tak pernah keluar rumah. Jadi tak mungkin jika sepatu kaca ini
miliknya. Karena dia tak pernah ikut dating ke pesta dansa”. Kata ibu tiri. “Bagimana
mungkin? Bukankah undangan ke pesta dansa di tujukan untuk semua anak
perempuan? Bagaimana mungkin dia tak ikut? Jika karena anda yang melarangnya,
maka anda dapat di kenakan hukuman berat karena melawan perintah raja. Sekarang..
cepat bawa puteri mu yang satunya ke mari. Atau kau akan di hokum karena
melawan titah raja..”. kata utusan itu marah.
Ahirnya dengan ketakutan, ibu tiri
cinderela membawa cinderela yang dari tadi dia kunci dalam kamar dapur. Dan betapa
terkejutnya mereka, ketika melihat sepatu kaca itu benar-benar cocok dengan
kaki cinderela. Dan keajaiban kembali terjadi. Ketika cinderela juga memakai
sepatu kaca satunya yang dia simpan di bawah tempat tidurnya, seketika itu dia
kembali berubah menjadi seorang puteri dengan gaun indah yang sangat cantik. Dan
sang pangeranpun menjadikan cinderela sebagai permaisurinya sebagaimana
pengumuman yang dia buat. Dan mereka berdua hidup bahagia selamanya. Sedangkan ibu
dan kedua kakak tiri cinderela, di beri hukuman oleh sang pangeran karena
kekejaman mereka. Dengan menjadikan mereka sebagai pelayan di dapur istana. Dan
pada ahirnya.. kebaikan pasti selalu berahir dengan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar